Keraton Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata yang menjadi pusat kebudayaan terkenal di Indonesia. Pada awalnya wisata ini merupakan bangunan istana resmi dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Keraton Yogyakarta didirikan pada awalnya sebagai tempat tinggal raja dan kerabatnya. Namun kini fungsinya beralih menjadi tempat wisata, dan museum pusat kebudayaan Jawa.

Ada banyak nilai-nilai sosial-budaya dan religi yang dapat ditemukan di wisata ini. Sehingga tidak aneh banyak para wisatawan lokal maupun luar datang berkunjung ke wisata ini. Selain berfungsi sebagai museum pusat kebudayaan Jawa, Keraton Yogyakarta juga dijadikan sentra dan kiblat perkembangan budaya Jawa.

Hingga saat ini Keraton Yogyakarta masih menjaga warisan budaya seperti kegiatan upacara adat, dan benda-benda kuno lainnya. Nilai-nilai filosofi dan mitologi masih sangat kental kehidupannya di Keraton Yogyakarta.

keraton ini memiliki beberapa kompleks yang sebagian di antaranya dijadikan sebagai museum koleksi benda-benda kesultanan bersejarah. Ini termasuk salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan dan dirawat dengan baik hingga saat ini seperti:

Upacara Sekaten

Upacara Sekaten adalah sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama 7 hari dengan tujuan utama untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi).

Upacara Siraman Pusaka dan Labuhan

Keraton Yogyakarta memiliki upacara tradisi khas Upacara Siraman Pusaka, untuk membersihkan dan merawat Pusaka Kerajaan yang dimiliki. Sedangkan Labuhan berfungsi untuk upacara sedekah yang dilakukan di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi.

Upacara Garebeg

Pada hari Upacara Garebeg, Sultan mengeluarkan sedekahnya kepada rakyat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan ini.

Upacara Tumplak Wajik

Upacara Tumplak Wajik berfungsi untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan dalam upacara Garebeg, dua hari sebelum upacara Garebeg tepatnya.