Curug Jompong merupakan tempat destinasi wisata yang berasal dari aliran air Sungai Citarum. Di zaman kolonial Hindia Belanda, Curug Jompong menjadi salah satu tempat wisata yang favorit dikunjungi. Tercatat dalam buku panduan wisata yang terbit pada tahun 1927, banyak warga Belanda yang berkunjung ke Curug Jompong untuk liburan.

Alasan mengapa di zaman itu dijadikan wisata oleh Pemerintah Hindia Belanda karena Curug jompong dalam rangkaian sejarah bumi di Bandung merupakan situs bumi atau laboratorium dan monumen alami kebumian. Disana juga terdapat berbagai macam bebatuan terobosan (batu intrusif) sisa-sisa rangkaian gunung berapi seperti batu jenis basalt, andesit, dan dasit. 

Sampai saat ini, Curug Jompong masih tetap menjadi tempat wisata favorit. Keindahan air terjunnya dapat memikat para wisatawan untuk datang berlibur di tempat itu. Bahkan salah satu narasumber sempat meluangkan waktunya untuk melakukan senam aerobic setelah bekerja.

Selain itu Curug Jompong juga seringkali dikunjungi oleh wisatawan sebagai sarana edukasi di bidang kebumian. Tak jarang ada pengunjung yang menjadikan wisata ini sebagai lokasi studi lapangan ilmu-ilmu kebumian.

Pemerintah turut ikut berperan dalam mengembangkan Curug Jompong dengan membangun terowongan-terowongan Nanjung. Dengan adanya Terowongan Nanjung diharapkan tidak hanya menjadi pengendali banjir, tetapi juga akan memperindah Curug Jompong agar menjadi tempat wisata yang indah dan nyaman.